Tahukah anda bahwa di alam ini terdapat
bakteri unik yang ikut berperan dalam relung ekologi?
Bakteri tersebut adalah si cantik Rhodospirillum
rubrum. Menurut Amanda (2000), Rhodospirillum rubrum memiliki
karakterisitik sebagai berikut :
1. Berbentuk spiral dengan panjang 3-10
mikrometer dan lebar 0,8-1 mikrometer
2. Berwarna ungu (mengandung pigmen
karotenoid rhovibrin dan spirilloxanthin)
3. Bakteri gram negatif yang mengandung
lemak jenuh dan tak jenuh
4. Lopotrik (memiliki lebih dari satu
flagel pada salah satu ujungnya)
5. Genus dari famili Rhodospirilillaceae
6. Merupakan bakteri fotosintetik nonsulfur
7. Reproduksi dengan pembelahan biner
8. Dapat ditemukan di air kolam, lumpur,
atau sampel limbah.
Bakteri Rhodospirillum rubrum
Rhodospirillum rubrum mengandung klorofil B yang berbeda dari
klorofil B pada tumbuhan. Klorofil B bakteri ini dapat menyerap cahaya dengan
maksimal pada gelombang 660 nm, sedangkan klorofil B tumbuhan dapat menyerap
cahaya dengan maksimal pada gelombang 680 nm dan 700nm. Rhodospirillum
rubrum juga memiliki bakterioklorofil yang dapat menyerap cahaya secara
maksimal pada gelombang 800nm dan 925 nm. Karotenoid yang terkandung dalam Rhodospirillum
rubrum tidak hanya memberikan warna pada bakteri tersebut, namun juga
membantu dalam menangkap energi dari cahaya yang berguna untuk proses
fotosintesis, ikut berperan dalam fotoprotektif serta transfer energi ke pusat
reaksi yang akan digunakan dalam proses fotofosforilasi. Bayangkan betapa
hebatnya bakteri Rhodospirillum rubrum ini dalam membuat makanan dan
membentuk ATP-nya sendiri. Subhanallah.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Rhodospirillum
rubrum memiliki banyak keunikan. Salah satunya adalah bisa tumbuh dengan
baik dalam kondisi aerob (dengan oksigen) maupun anaerob (tanpa oksigen) dengan
menggunakan cahaya untuk metabolisme energinya, maka dari itu, Rhodospirillum
rubrum masuk ke dalam bakteri yang bersifat fakultatif anaerob.
Rhodospirillum rubrum telah digunakan dalam banyak penelitian,
misalnya untuk mempelajari ketahanan bakteri berpigmen terhadap radiasi dan
fiksasi nitrogen. Benar, Rhodospirillum rubrum mampu memfiksasi N2
(nitrogen bebas dari udara) di atmosfer ke dalam tanah, yang kemudian N2
ini akan dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam pembentukan protein (Lay, 2012). Karena kemampuannya mengikat nitrogen, Rhodospirillum
rubrum berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian.
Namun, jika nitrogen yang tersedia di atmosfer berlebihan dan mengakibatkan
nitrogen yang difiksasi bakteri juga berlebihan, maka akan terjadi dampak yang
tidak diinginkan di ekosistem bumi, misalnya, nitrogen yang berbentuk amonium akan
memperlambat pertumbuhan tumbuhan, karena amonium ini akan mengikat karbohidrat
sehingga bahan makanan untuk pertumbuhan dan cadangan makanan untuk pembuangaan
juga akan tersedia sedikit. Akibatnya, tumbuhan tersebut tidak mampu berbunga
dan melanjutkan generasi. Jadi, mulailah menjaga keseimbangan ekosistem bumi dari
hal yang sepele, seperti meminimalkan kandungan nitrogen di atmosfer dengan
tidak terlalu sering menggunakan kendaraan bermotor, agar kandungan nitrogen di
atmosfer tidak menumpuk. Terima kasih.
Referensi
:
Amanda
Withers. Rhodospirillum rubrum. http://web.mst.edu/microbio/BIO221_2000/Rhodospirillum_rubrum.html. 2000. Diakses pada tanggal 4 Juni 2015 pukul
05.10 WIB.
Dani. Peranan Bakteri dalam Kehidupan. http://www.academia.edu/8373282/Peranan_Bakteri_dalam_Kehidupan. 2014. Diakses pada tanggal 5 Juni 2015 pukul
15.30 WIB.
Lay
lia. Rhodospirillum rubrum. https://www.scribd.com/doc/89973848/R-rubrum/doc. 2012. Diakses pada tanggal 4 Juni 2015 pukul
05.12 WIB.
selamat sore, dari artikel diatas, ada beberapa tambahan karakteristik selain karakteristik diatas, diantaranya :
BalasHapus-bukan bakteri sulfur (tidak dapat sulfida untuk donor elektron untuk reduksi karbon dioksida)
-bentuk spiral
-memiliki membran fotosintesis
sedangkan kegunaannya :
-sebagai bahan percobaan resistensi radiasi dan fiksasi nitrogen
-sebagai produksi biomasa
-makanan hewan
-fertilizer agrikultural
-produksi hidrogen molekular
-daur ulang vitamin dan molekul organik lainnya
untuk lebih jelasnya, silahkan merujuk ke :
http://web.mst.edu/~microbio/BIO221_2000/Rhodospirillum_rubrum.html
Terima kasih saudara Abdana atas tambahannya, bermanfaat sekali. Saya juga ingin sedikit menambahkan bahwa Rhodospirillum rubrum juga memiliki struktur genom yang terdiri dari kromosom melingkar dengan 4.352.825 pasangan basa, 65% di antaranya adalah pasangan guanin-cystosine. Ada juga plasmid dengan 53.732 pasangan basa dengan 60% guanin-sitosin. Secara total, ada 3.850 gen yang mengkode protein dan 83 gen RNA. saya merujuk pada https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
Hapuswaow hebat yaa !!!
Hapusberdasarkan artikel diatas mengenai manfaat dari bakteri Rhodospirillum rubrum yang dapat meningkatkan nilai ekonomis tanah pertanian, yang ingin saya tanyakan adakah peran negatif dari bakteri tersebut? bila ada mohon berikan contohnya,! terimakasih :)
BalasHapusMenurut penelitian. Rhodospirillum rubrum ini belum ditemukan dapat menginfeksi manusia atau hewan, atau dampak negatif lainnya. Kebanyakan ilmuwan hanya mengulas tentang manfaatnya saja, terima kasih. saya merujuk pada https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
HapusAssalamualaikum.
BalasHapusberdasarkan artikel diatas, peranan bakteri Rhodospirillum rubrum hanya dalam kaitan ekologi. berdasarkan tanggapan saudara Abdan, kegunaan Rhodospirillum rubrum dapat sebagai makanan hewan. yang saya tanyakan bagaimana bakteri tersebut sehingga dapat digunakan sebagai makanan hewan? karena setelah saya baca sumber dari sudara Abdan, tidak ada penjelasan mengenai bagaimana bakteri tersebut digunakan sebagai makanan hewan, hanya dipaparkan point saja. terima kasih
Karena judul dari artikel ini adalah "Peran Rhodospirillum rubrum dalam Relung Ekologi", karena itu saya tidak menjelaskan peran-peran Rhodospirillum rubrum lainnya, jadi saya hanya ingin memfokuskan artikel ini pada satu pokok bahasan saja. Karena saudara Nurul menanyakan tentang peran Rhodospirillum rubrum sebagai pangan hewan, saya berusaha untuk menjawabnya, namun sayangnya, dari banyak referensi yang saya cari. tidak ada yang menjelaskan lebih lanjut mengenai peran tersebut, memang benar, hanya dipaparkan point-nya saja. Maka dari itu pun mohon maaf, saya tidak bisa menjawabnya. Terima kasih atas pertanyaannya ^_^
HapusBerikut beberapa referensi yang saya cari
http://www.scribd.com/doc/262291539/Rodospirillum-Rubrum#scribd
https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
http://web.mst.edu/~microbio/BIO221_2000/Rhodospirillum_rubrum.html
baik, terima kasih atas usaha untuk menjawabnya saudari Nadya.
Hapusartikel saudari diatas, sangat bermanfaat sekali dalam kaitan ekologi dan berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian.
Pertanyaan saya ini sedikit menyinggung pertanyaan saudari fari, diamana Bakteri Rhodospirillum rubrum ini memberikan dampak positif terhadap bekonomis lahan pertanian karena kemampuannya mengikat nitrogen bebas di udara ke dalam tanah, akan tetapi bakteri ini akan menjadi boomerang jika kandungan nitrogen di atmosfer berlebihan, nah sebenarnya bakteri ini lebih condong emberikan dampak positif terhadap kehidupan apa lebih ke negatif ?
BalasHapusJika pertanyaannya, apakah bakteri ini lebih condong memberikan dampak negatif atau positif? Jawabannya adalah dampak positif karena kemampuannya tersebut yang dapat mengikat nitrogen bebas di udara ke dalam tanah. Mengenai pernyataan saudara tentang "jika kandungan nitrogen di atmosfer berlebihan, maka bakteri ini akan menjadi boomerang", sebenarnya bukan bakteri ini yang menjadi boomerang, namun nitrogen yang berlebihanlah yang menjadi boomerang bagi kehidupan, untuk itu di akhir pembahasan saya sarankan untuk meminimalkan kandungan nitrogen di atmosfer dengan tidak terlalu sering menggunakan kendaraan bermotor, agar kandungan nitrogen di atmosfer tidak menumpuk. Terima kasih ^_^
HapusSaya merujuk pada http://www.scribd.com/doc/262291539/Rodospirillum-Rubrum#scribd
berdasarkan artikel saudari nadya, bahwa bakteri rhodospirillum rubrum ini bisa disimpulkan adalah salah satu bakteri nirogen. yang ingin saya tanyakan, apakah bakteri tersebut hidup dengan bersimbiosis dengan tanaman atau bagaimana? terimakasih :)
BalasHapusBerdasarkan yang saya baca di http://mirror.unpad.ac.id/bse/10_SMA/kelas_1_sma_biologi_suwarno.pdf bakteri Rhodospirillum rubrum merupakan salah satu contoh bakteri pengikat N2 bebas di udara yang bersimbiosis dengan tanaman Leguminosae (tanaman buah polong). Jadi Rhodospirillum rubrum dapat hidup bebas, ataupun hidup di akar tanaman
HapusTerima kasih atas pertanyaannya saudari Luthfi dan atas jawabannya saudari Nila. Namun ada sedikit sanggahan dari saya untuk saudari Nila, mungkin karena dia kurang fokus dalam membaca BSE tersebut. Dengan merujuk pada referensi yang sama, yaitu BSE Panduan Pembelajaran Biologi karangan Bapak Suwarno (2002), saya kutip apa yang tertulis di dalam buku tersebut, "Rhizobium leguminosarum bersimbiosis pada akar tanaman kacang-kacangan dan dapat mengikat nitrogen. Sedangkan Azetobacter, Chlorococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum hidup bebas dan dapat mengikat nitrogen. Jadi jawaban untuk saudari Luthfi adalah, Rhodospirillum rubrum hidup bebas, artinya tidak bersimbiosis dengan tanaman, dan dapat mengikat nitrogen. Terima kasih ^_^
Hapusbaiklah. terimakasih saudari nadia dan nila atas informasinya:)
HapusMaaf karena sdh terlalu malam jd saya kehilangan konsentrasi, betul sekali koreksi dari saudari Nadya :D
HapusBerdasarkan artikel diatas, bahwa bakteri rhodospirillum rubrum ini dapat berperan dalam relung ekologi yaitu salah satunya fiksasi nitrogen. Yang ingin saya tanyakan Apakah bakteri ini juga dapat digunakan dalam proses pengolahan limbah?Jika bisa.Tolong dijelaskan! Terimahkasih :)
BalasHapusMerujuk pada referensi saudara Abdana yang juga merupakan referensi saya dalam menulis artikel ini, yaitu http://web.mst.edu/~microbio/BIO221_2000/Rhodospirillum_rubrum.html
HapusDisitu diulas sekilas bahwa bakteri ini juga dapat digunakan dalam proses pengolahan limbah namun tidak dijelaskan lebih lanjut. Setelah saya berusaha untuk menjawab pertanyaan saudara, jawaban dari pertanyaan tersebut tidak dapat saya temukan, hanya point saja, tidak ada penjelasan.
Namun ada fakta menarik yang saya temukan yang juga terkait dengan limbah, yaitu bakteri ini bisa mengurangi limbah dengan menghasilkan plastik yang biodegradable, artinya, plastik yang dapat diolah kembali. Pernyataan ini saya dapatkan dari https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
Aplikasi dari penelitian ini dapat memecahkan banyak masalah yang disebabkan oleh sintetis plastik non-degradable yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Herbert. W. Ulmer et al, mencatat tentang produksi PHA yang mengandung unit 3HV oleh Rhodospriillum rubrum (1993). Ulmer menggunakan asam 4-pentenoat (PEA) sebagai media pertumbuhan Rhodospirillum rubrum. Ketika bakteri tersebut ditempatkan di bawah "produksi kondisi PHA," PHA tersebut mengandung 3 unit, yaitu HB (R = metil), HV (R = etil), HPE (R = vinyl).
Sintesis plastik biodegradable oleh bakteri memiliki potensi untuk mengurangi polusi global dan pengeluaran bahan bakar dari pabrik plastik. Rhodospirillum rubrum ini dapat digunakan untuk menghasilkan biopolimer yang ramah lingkungan.
Terimahkasih atas jawabannya Saudari Nadya, Semoga memberikan banyak manfaat :)
HapusSaya sedikit menambahkan saja yaa saudara nadya.. Ada beberapa penyakit yang diduga disebabkan oleh Rhodospirillum rubrum yaitu seperti Tinea(ringworm), Onychomycosis (nail fungus), Tinea Pedis (Athlete's foot), Tinea Capitis (ringworm of the scalp), Foot Dermatoses (unspecified diseases of the foot), Dermatomycoses (superficial infections of the skin), and Hand Dermatoses.
BalasHapusuntuk info selanjutnya bisa dilirik Sumber ini : http://www.answers.com/Q/What_diseases_caused_by_Rhodospirillum_rubrum Terimakasih:)
Waaah bertentangan sekali dengan referensi yang saya rujuk. Referensi yang saya baca mengatakan bahwa bakteri ini belum pernah ditemukan patogen pada manusia dan hewan, berikut referensinya
Hapushttps://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
sedangkan referensi lain juga tidak ada yang membahas dampak negatif dari bakteri ini, misalnya referensi http://web.mst.edu/~microbio/BIO221_2000/Rhodospirillum_rubrum.html
Setelah saya membuka refrensi yang saudari Nabil ajukan, memang benar Deb Willoughby memberikan pernyataan bahwa Rhodospirillum rubrum menyebabkan beberapa penyakit tersebut, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai prosesnya, zat apa yang terkandung dalam bakteri ini yang dapat menyebabkan penyakit tersebut, dan lain-lain. Berikut terjemahan dari penyakit tersebut : Tinea (kurap), Onychomycosis (jamur kuku), Tinea Pedis (kaki Atlet), Tinea capitis (kurap kulit kepala), Foot Dermatosis (penyakit yang tidak ditentukan kaki), Dermatomycoses (infeksi permukaan kulit), dan tangan Dermatosis. Setelah saya mencari info lebih lanjut mengenai penyakit-penyakit tersebut, ternyata yang menyebabkannya bukan Rhodospirillum rubrum, namun bakteri Trichopyton rubrum, berbeda genus dengan Rhodospirillum rubrum. Pada https://www.healthtap.com/topics/diseases-caused-by-rhodospirillum-rubrum dijelaskan lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, silahkan dicek dan terima kasih atas tambahannya ^_^
waaaa iyaaa maaaf yaaa saudari nadyaa mungkin saya kurang teliti lagi membacanya. terimakasih sudah dijelaskan dan dilengkapi kembali infonya :)
HapusWah bagus sekali artikelnya, bertambah lagi ilmu kita. Artikel ini sudah cukup lengakap, namun disini saya akan sedikit menambahkan mengenai peran bakteri Rhodospirillum rubrum, ternyata Rhodospirillum rubrum ini dapat berguna bagi dunia pertanian, yaitu sebagai pengurai Nitrogen yang terkandung dalam urea. Urea adalah merupakan suatu senyawa hasil reaksi amoniak (NH3) dengan karbon dioksida (CO2), urea yang memiliki rumus kimia CON2H4 atau (NH2)2CO adalah pupuk yang setelah di tanah maka Nitrogen yang terkandung dalam urea ini akan diuraikan oleh Rhodospirillum rubrum menjadi senyawa nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Selain Rhodospirillum rubrum, terdapat pula bakteri lain seperti Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum.
BalasHapusUntuk lebih jelasnya silahkan merujuk pada (http://www.petanihebat.com/2014/05/pupuk-kimia.html)
Terima kasih saudara Syahrul atas tambahannya, benar-benar pengetahuan baru, karena pada referensi yang saya rujuk dalam penulisan artikel ini tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai kegunaan Rhodospirillum rubrum sebagai pupuk pertanian. Terima kasih telah membantu.
HapusSama-sama Nadi(b)
HapusArtikelnya sangat bagus. Saya ingin bertanya apakah bakteri tersebut akan mati jika nitrogen di udara ini banyak?
BalasHapusRupanya saudari Lia kurang fokus dalam membaca artikel ini, pernyataan terkait pertanyaan saudara telah saya jelaskan di artikel ini pada paragraf terakhir, yaitu "Jika nitrogen yang tersedia di atmosfer berlebihan dan mengakibatkan nitrogen yang difiksasi bakteri juga berlebihan, maka...", yang artinya, jika nitrogen yang tersedia di atmosfer berlebihan, maka bakteri Rhodospirillum ini akan memfiksasi nitrogen secara berlebihan dan akan berdampak buruk bagi lingkungan. Jadi bakteri tersebut tidak akan mati, karena memang sudah peranannya dalam fiksasi nitrogen, secara logika seperti itu ^_^
HapusSilahkan baca lebih lanjut di https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
bagus sekali artikel kakak zein, tapi disini say ingin bertanya mengenai lanjutan dari tanggapan anda dikomentar saudari lia, disitu anda memaparkan bahwa bakteri tsb tidak akan mati jika nitrogen banyak, naah,, yang namanya bakteri pasti mengalami fase kematian, kapan fase itu terjadi?
BalasHapusRhodospirillum rubrum hidup pada pH tanah antara 6.8-7.2 dan dapat tumbuh secara optimal pada suhu 22C-35C, jika kadar lingkungan tempat ia hidup tidak sesuai, kemungkinan bakteri ini akan mati.
Hapusselanjutnya bisa dibaca di https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
Rhodospirillum rubrum bisa dibilang si penmabat Nitrogen juga ya hehe, terkait kemampuannya dapat memfiksasi N2 (nitrogen bebas dari udara) di atmosfer ke dalam tanah, yang kemudian N2 ini akan dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam pembentukan protein, ada yang ingin saya tanyakan apakah bakteri ini bersimbiosis dengan tanaman tertentu? terimakasih.
BalasHapussaya ingin mencoba sedikit menjawab pertanyaan saudari athiyyah...... menurut artikel yang saya baca Bakteri nitrogen seperti Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum tidak bersimbiosi dengan apapun karna ia hidup bebas.
HapusIni pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang diutarakan saudari Luthfi, silahkan merujuk pada jawaban saya di atas ^_^
Hapussaudari zia terima kasih telah membantu ^_^
wahh iya ternyata sudah ditanyakan, mohon maaf kk, dan terimakasih jawabannya ^.^
Hapusalhamdulillah ilmu baru,...
BalasHapussetelah membaca artikel penulis, dijelaskan bagaimana pentingnya bakteri rhizobium rubrum dalam keseimbangan relung ekologi, namun pada artikel andapun tertulis bahwa
jika nitrogen yang tersedia di atmosfer berlebihan dan mengakibatkan nitrogen yang difiksasi bakteri juga berlebihan, maka akan terjadi dampak yang tidak diinginkan di ekosistem bumi, misalnya, nitrogen yang berbentuk amonium akan memperlambat pertumbuhan tumbuhan, karena amonium ini akan mengikat karbohidrat sehingga bahan makanan untuk pertumbuhan dan cadangan makanan untuk pembuangaan juga akan tersedia sedikit. Akibatnya, tumbuhan tersebut tidak mampu berbunga dan melanjutkan generasi. Jadi, mulailah menjaga keseimbangan ekosistem bumi dari hal yang sepele, seperti meminimalkan kandungan nitrogen di atmosfer dengan tidak terlalu sering menggunakan kendaraan bermotor, agar kandungan nitrogen di atmosfer tidak menumpuk. dan seperti yang kita tau bahwa jumlah nitrogen di udara merupakan paling banyak,tertulis pada journal.ui.ac.id/science/article/viewFile/405/401.. nah bagaimana cara mengendalikan bakteri ini agar tidak memfiksasi jumlah nitrogen terlalu banyak, karena kerugian yang ditimbulkan sangat fatal ? makasih
Untuk mengendalikan mikroba, dibutuhkan semacam pengontrol mikroba yang telah kita pelajari sebelumnya di mata kuliah mikrobiologi. Merujuk pada buku karangan Ibu Meiry Noor Fadilah (2011), bakteri yang dapat hidup di suhu 22C-35C termasuk pada kelompok bakteri mesofil yang pengendaliannya bisa menggunakan desinfektan (secara fisiologi) atau zat kimia tertentu. Kurang lebihnya seperti itu ^_^
Hapussetelah saya membaca artrikel anda yang ingin saya tanyakan taksonomi Rhodospirillum rubrum seperti apa?
BalasHapusterkait pertanyaan saudara Edo, saya ingin membantu menjawabnya.
HapusKingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Alpha Proteobacteria
Order : Rhodospirillales
Family : Rhodospirillaceae
Genus : Rhodospirillum
Species : R. rubrum
http://www.scribd.com/doc/8997384/R-rubrum#scribd
terima kasih atas jawabannya jadi saya mengetahui bakteri tersebut bagian dari apa class atau genus apa?
HapusTerima kasih saudari Nurul atas bantuannya, saya setuju dengan jawaban saudari Nurul dengan merujuk pada referensi berikut https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
HapusKingdom: Bacteria
Filum: Proteobacteria
Kelas: Alphaproteobacteria
Ordo: Rhodospirillales
Famili: Rhodospirilillaceae
Genus: Rhodospirillum
Spesies: Rhodospirillum rubrum
Assalamu'alaikum..
BalasHapusPada komentar Saudara Abdan, ia menambahkan keuntungan dari bakteri Rhodospirillum rubrum yaitu produksi hidrogen molekular. Bagaimana hal itu dapat terjadi? Sedangkan dalam Artikel Anda, Anda hanya memaparkan bahwa baktei itu dapat mengikat nitrogen.
Terimakasih..
Rupanya ini sudah keluar dari bahasan saya, karena seperti yang telah saya katakan pada komentar sebelumnya, saya hanya membahas satu pokok bahasan agar lebih fokus. Tapi akan sedikit saya jawab,
HapusMeningkatnya kekhawatiran atas pencemaran lingkungan karena pembakaran bahan bakar fosil telah menyebabkan banyak ilmuwan melakukan penelitian terhadap Rhodospirillum rubrum. Ilmuwan menggunakan R. rubrum sebagai sumber hidrogen untuk digunakan dalam bahan bakar hidrogen untuk memberi solusi pada masalah yang disebabkan oleh konsumsi bahan bakar fosil. Hidrogen dapat mengoksidasi air sebagai produk pembakaran, tidak seperti bahan bakar fosil yang menciptakan polutan seperti CO, CO 2, SO x, dan NO x. R. rubrum dapat menghasilkan hidrogen dengan memanfaatkan "reaksi perubahan air ke gas". Lebih lanjut bisa dibaca di https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArtikel ini menambah ilmu saya...Ada yang ingin saya tanyakan mengenai, Rhodospirillum rubrum berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian, apabila pertumbuhan bakteri ini sedikit akankah mempengaruhi kualitas tanah?efek apa yang akan terjadi? dan apakah bakteri ini simbiosis dengan bakteri laiin untuk meningkatkan kualitas tanah? trimakasih sebelumnya^_^
BalasHapushal itu tergantung pada kandungan bakteri yang terdapat di tanah tersebut. jika memang bakteri Rhodospirillum rubrum ada dalam jumlah yang sedikit, sedangkan pada tanah tersebut juga terdapat bakteri lain yang juga bisa memfiksasi nitrogen, maka tidak akan berpengaruh pada kualitas tanah tersebut karena bakteri yang dapat memfiksasi nitrogen bukan hanya Rhodospirillum rubrum. Namun jika di tanah tersebut hanya tersedia Rhodospirillum rubrum, lalu koloni Rhodospirillum rubrum mengurang atau bertambah sedikit, maka mungkin akan mempengaruhi pada kualitas tanah tersebut.
Hapusmengenai pertanyaan saudara tentang Rhodospirillum rubrum bersimbiosis dengan bakteri lain atau tidak, sudah saya jelaskan pada komentar sebelumnya, jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa bakteri ini hidup bebas dan tidak bersibiosis. Terima kasih ^_^
Lebih lanjut saudara bisa merujuk pada referensi http://mirror.unpad.ac.id/bse/10_SMA/kelas_1_sma_biologi_suwarno.pdf
Assalamualaikum
BalasHapusBerdasarkan informasi yang telah ditambahkan oleh saudara Abdan, bakteri tersebut memiliki salah satu kegunaan yaitu daur ulang vitamin dan molekul organik lainnya. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana cara bakteri tersebut dalam mendaur ulang vitamin dan molekul organik lainnya ? Terimakasih
Wa'alaikumsalam
Hapusmengenai kegunaan bakteri Rhodospirillum rubrum yang berkaitan dengan vitamin dan molekul organik lain, saya belum menemukan jawaban yang pas, karena emua referensi yang saya pakai hanya menyatakan sekilas tanpa ada penjelasan. mohon maaf dan terima kasih atas pertanyannya. mungkin saudari DIta bisa membantu? ^_^
Mengenai artikel di atas, Anda belum menjelaskan bagaimana siklus peranan dari Rhodospirilum rubrum dalam relung ekologi,?
BalasHapusMaaf saudari Endah, pada artikel di atas telah saya paparkan bahwa bakteri ini bisa memfiksasi nitrogen di atmosfer menjadi amonia di mana senyawa amonia ini akan diubah menjadi nitrit dan nitrat oleh bakteri lain. Karena dalam proses nitrifikasi atau nitrasi tidak ada hubungannya dengan bakteri Rhodospirillum rubrum, maka dari itu tidak saya jelaskan lebih lanjut. Selanjutnya bisa dibaca di http://blog.ub.ac.id/nurfinafajrya/2012/10/23/fiksasi-nitrogen/
Hapusdari pemaparan artikel saudari Nadya di sebutkan bahwa " Rhodospirillum rubrum memiliki banyak keunikan. Salah satunya adalah bisa tumbuh dengan baik dalam kondisi aerob (dengan oksigen) maupun anaerob (tanpa oksigen) dengan menggunakan cahaya untuk metabolisme energinya, maka dari itu, Rhodospirillum rubrum masuk ke dalam bakteri yang bersifat fakultatif anaerob"
BalasHapusyang saya ingin tanyakan lantas lingkungan seperti apa yang dapat membatasi keeksisan bakteri Rhodospirillum rubrum, serta peran positif dan negatifnya tolong dijelaskan...
Pertanyaan yang sama dengan komentar-komentar yang telah diajukan oleh teman-teman kita yang lain. Berikut saya ulas lagi jawabannya, Rhodospirillum rubrum hidup pada pH tanah antara 6.8-7.2 dan dapat tumbuh secara optimal pada suhu 22C-35C, jika kadar lingkungan tempat ia hidup tidak sesuai, kemungkinan bakteri ini akan mati.
Hapusselanjutnya bisa dibaca di https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
dampak positif dari bakteri ini adalah sebagai bahan percobaan resistensi radiasi dan fiksasi nitrogen, sebagai produksi biomasa, makanan hewan, produksi hidrogen molekular, dan daur ulang vitamin dan molekul organik lainnya. Berikut referensinya
http://web.mst.edu/~microbio/BIO221_2000/Rhodospirillum_rubrum.html
Sedangkan dampak negatif dari bakteri ini tidak pernah ditemukan. Artinya, sejauh ini belum ada yang menemukan efek negatif dari bakteri ini. Saya merujuk ke https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum
Super sekalu artikelnya...sedikit ingin bertanya . Apakah cara pengikatan nitrogen oleh bakteri Rhodospirilum rubrum prosesnya sama dgn anabaena azolla ??? Terimakasih ^^
BalasHapusTidak sama, karena Anabaena azollae memiliki heterocyst sedangkan Rhodospirillum rubrum tidak.
Hapushttps://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Rhodospirillum_rubrum