Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Antibakteri pada Bawang Putih

     Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisme berukuran sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan perbesaran (Noor, 2011). Organisme yang sangat kecil ini sering disebut dengan mikroba. Dunia mikroba terdiri dari berbagai kelompok jasad renik. Salah satunya adalah bakteri. Bakteri merupakan salah satu kelompok mikroba yang bersel satu atau uniseluler, tidak berklorofil, dan berkembang biak dengan membelah diri (pembelahan biner) (Campbell, 2008). Di antara bakteri yang sudah sering kita kenal, salah satunya adalah bakteri Escherichia coli. Menurut ilmu Taksonomi, nama sebuah spesies mengandung karakteristik atau ciri khas tertentu dari spesies tersebut. 


      Nama Escherichia ini diambil dari nama seorang ilmuwan yang menemukannya pertama kali pada tahun 1885, yaitu Theodor Escherich. Sedangkan nama coli diberikan karena habitatnya berada di kolon atau usus besar. Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang yang memiliki panjang sekitar 2 micrometer dan diameter 0.5 micrometer. Volume sel Escherichia coli berkisar antara 0.6-0.7 micrometer kubik. Escherichia coli adalah bakteri flora normal yang hidup dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Fakta unik mengenai Escherichia coli, salah satunya adalah bakteri ini dapat masuk dan membentuk koloni di usus bayi dalam waktu 40 jam setelah kelahiran. Cara masuknya adalah melalui makanan, air, atau dari orang lain yang menangani bayi ini. 

     A. Nutrisi Escherichia coli 
        Escherichia coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang mendapatkan makanannya dari lingkungan. Hal ini disebabkan karena Escherichia coli tidak dapat menyusun sendiri nutrisi yang dibutuhkannya, sehingga nutrisinya diperoleh dari sisa-sisa organisme lain. Cara perolehan nutrisi dengan mengurai sisa-sisa organisme ini dinamakan bakteri pengurai (saprofit). 

      B. Pertumbuhan Escherichia coli 
       Bakteri Escherichia coli dapat tumbuh pada suhu antara 100 C – 450 C. Pertumbuhan optimumnya pada suhu 370 C. Sebagian besar Escherichia coli masih dapat hidup pada suhu 600 C dalam waktu 15 menit atau pada suhu 550 C dalam waktu 60 menit, sehingga makanan yang tidak dipanaskan secara sempurna (tidak sampai mendidih), kemungkinan besar dapat terkontaminasi Escherichia coli. Karena kemampuan hidupnya dalam kondisi demikian, di mana suhu tersebut juga bagian dari suhu optimum manusia untuk bermetabolisme, maka sebagian besar bakteri pada suhu optimum tersebut bersifat patogen. Kelompok mikroba yang hidup di kondisi optimum disebut sebagai Mesofil (Noor, 2011).

     C. Peranan Escherichia coli 
     Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sejumlah Escherichia coli berhabitat di dalam usus besar manusia dan membantu dalam pembusukan atau penguraian sisa-sisa makanan yang tidak dapat diserap oleh sistem pencernaan manusia. Dari sekian banyak jenis Escherichia coli yang diidentifikasi, hanya sebagian kecil yang merupakan patogen (bakteri penyebab penyakit). Bakteri Escherichia coli bisa menjadi ganas apabila mendapatkan unsur-unsur genetik yang dapat menyebabkan infeksi. 
      Jenis Escherichia coli patogen lain juga ditemukan pada air dan makanan yang telah terkontaminasi, terutama makanan atau minuman yang “kurang matang”, bahkan masih dalam keadaan mentah. Infeksi Escherichia coli patogen ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga penyakit yang serius. Hal ini bergantung pada lokasi yang terinfeksi dan banyaknya populasi bakteri patogen tersebut. Setelah masuk ke dalam sistem tubuh, bakteri Escherichia coli patogen akan memproduksi toksin berbahaya dalam jumlah yang besar. Toksin inilah yang menyebabkan terjadinya penyakit diare, gangguan pencernaan, gagal ginjal, dan komplikasi kesehatan lainnya. 
      Penyakit diare adalah penyakit yang umum diderita oleh manusia yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli patogen. Bakteri ini menempel pada dinding usus dan menyebabkan kerusakan pada dinding usus tersebut. Pada keadaan yang lebih serius, infeksi akibat bakteri Escherichia coli ini dapat menyebabkan pendarahan atau diare berdarah. Orang yang menderita diare, pada umumnya sering buang air besar yang encer, dan terkadang terdapat darah pada kotorannya. Pengeluaran feses encer yang terus menerus bisa menyebabkan penderitanya lemas karena dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh), bahkan bisa menyebabkan mual dan muntah, serta sendawa yang berbau busuk. 

     D. Pengontrol Escherichia coli 
    Untuk mengurangi bakteri yang merugikan, diperlukan suatu bentuk pengendalian pertumbuhan bakteri. Menurut Pelczar dan Chan (1986), pengendalian adalah kegiatan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen, bahkan dapat membasmi dan menyingkirkannya. Pengendalian mikroorganisme ini bisa dilakukan dengan proses fisik atau dengan pemberian zat kimia tertentu. Karena Escherichia coli tumbuh pada suhu antara 100 C – 450 C dan pertumbuhannya dapat optimal pada suhu 370 C, maka pengontrol fisiknya adalah dengan menggunakan teknik panas basah, yaitu disinfeksi. Metode disinfeksi menggunakan air mendidih (100 C) yang dapat mematikan organisme penyebab infeksi. Caranya, barang dimasukkan ke dalam air mendidih selama 30 menit, lalu sebagian besar spora, seperti Escherichia coli dan Salmonella sp., dan beberapa spesies resisten, seperti Staphylococcus sp., akan mati (Noor, 2011). Namun, kelemahan dari metode ini adalah barang tersebut kemungkinan dapat dengan mudah terkontaminasi kembali, seperti ketika akan dikeluarkan dari air mendidih. 
      Pengendalian Escherichia coli dengan zat kimia memerlukan suatu zat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhannya. Secara umum, zat antibakteri dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mengarah pada kematian sel bakteri. Perubahan-perubahan tersebut adalah: Kerusakan pada dinding sel, perubahan pada permeabilitas membran sel, perubahan protein dan asam nukleat, penghambatan kinerja enzim, dan penghambatan sintesis DNA dan RNA. Zat antibakteri ada yang berasal dari alam (alami) dan ada yang buatan. Salah satu zat antibakteri yang alami adalah bawang putih (Allium sativum) (Syamsuddin, 1994). 

     E. Escherichia coli dan Allium sativum 
      Ribuan tahun silam, bawang putih telah dikenal bukan hanya sebagai bumbu dapur, namun juga sebagai obat herbal tradisional. Kandungan senyawa dalam bawang putih dapat menyembuhkan infeksi, bahkan bawang putih dipercaya sebagai antikanker. Bawang putih mengandung lebih dari 200 senyawa yang berbeda, 100 senyawa di antaranya merupakan senyawa sulfur yang memberikan banyak manfaat dalam pengobatan (Amagase et al., 2001). Salah satunya adalah kandungan allicin yang efektif dapat membunuh mikroba seperti Escherichia coli (Ganiswara, 1995). Allicin adalah senyawa gugus kimiawi yang terdiri dari beberapa jenis sulfida. 
     Menurut Syamsudin (1994), selain allicin yang merupakan antibakteri, umbi bawang putih juga mengandung zat-zat lain sebagai berikut: 
  1. Alliin, asam amino yang membentuk allicin. 
  2. Sugar regulation factor, sejenis zat yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan diabetes. 
  3. Antiarthritis factor, zat antirematik. 
  4. Sinar gorwitch, sinar radiasi yang dapat merangsang pertumbuhan sel tubuh dan memiliki daya peremajaan. 
  5. Antihaemolytic factor, faktor anti kurang se darah merah. 
  6. Selenium, zat antioksida. 
  7. Allithiamine, merupakan sumber vitamin B. 
  8. Antitoksin. 
  9. Scordinin, zat yang dapat mempercepat perkembangan tubuh, peningkatan energi, dan pengobatan penyakit kardiovaskular. 
  10. Methylallyl trisulfide, pencegah terjadinya penggumpalan darah.
      Jika bawang putih diremas, kandungan alliin akan teroksidasi menjadi allicin, lalu allicin akan membentuk senyawa DADS dan DATS, suatu senyawa antibakteri. DATS merupakan senyawa antibakteri yang paling kuat. Ketika aroma bawang putih tercium oleh hidung, senyawa tersebut dapat mereduksi sistein dalam tubuh mikroba sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam proteinnya (Udhi, 2003). Senyawa DADS dan DATS dari allicin pada bawang putih inilah yang dapat menghambat metabolisme Escherichia coli patogen ketika menyerang manusia. Karena itu, selain sebagai bumbu dapur, bawang putih juga sebagai antibakteri, antivirus, antiprotozoal, dan masih banyak lagi manfaatnya. 

REFERENSI 

Amagase, H., B. L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga, and Y. Itakura. Intake of Garlic and Bioactive Components. Journal of Nutrition 131 (3): 955S-962S. 2001. 
Campbell. Biologi. Jakarta: Erlangga. 2008. 
Ganiswara, S. G. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru. 1995. 
Noor, Meiry Fadilah. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: UIN Jakarta. 2011. 
Pelczar, M., E. Chan. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia. 1986. 
Syamsudin, U. Budidaya Bawang. Bandung: Bina Cipta. 1994. 
Irmudita Ari Ramadanti. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum Linn) terhadap Bakteri Escherichia coli. http://eprints.undip.ac.id/23957/1/Irmudita.pdf. 2008. Diakses pada tanggal 22 April 2015 pukul 13.00 WIB. 
Udhi Eko Hernawan. REVIEW: Senyawa Organosulfur Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Aktivitas Biologinya. http://biosains.mipa.uns.ac.id/F/F0102/F010205.pdf. 2003. Diakses pada tanggal 22 April 2015 pukul 12.05 WIB.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

20 komentar:

  1. berdasarkan artikel diatas, bawang putih merupakan agen pengontrol mikroba, karena memiliki kandungan allicin yang efektif dapat membunuh mikroba seperti Escherichia coli.
    selain itu, jus bawang putih diteliti dapat membunuh bakteri flora normal intestinal yang menjadi pathogen, bawang
    putih dapat mengatasi bakteri-bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik; kombinasi bawang putih dan antibiotik dapat bekerja secara sinergis sebagian atau menyeluruh; dan secara sempurna dapat mengurangi resistensi bakteri telah terbukti dalam penelitian berulangkali; bahkan toksin yang dihasilkan bakteri dapat dihambat oleh bawang putih.
    Allicin adalah zat aktif dalam bawang putih yang efektif dapat
    membunuh mikroba. Allicin mempunyai aktivitas antimikroba yang bervariasi. Allicin dalam bentuk yang murni mempunyai : 1) daya antibakteri dengan spectrum yang luas, termasuk pada strain E coli yang enterotoksigenik multi-drug resistant
    ; 2) daya aktivitas antifungi misalnya Candida albicans; 3) daya aktivitas antiparasit yaitu misal parasit protozoa yang sering pada usus manusia seperti Entamoeba histolytica dan Giardia lamblia ; dan 4) daya aktivitas antivirus.
    Allicin merupakan senyawa sulfur yang reaktif dan cenderung tidak stabil yang mempunyai kemampuan untuk melawan katalisator biologis (enzim) khususnya yang berada didalam atau dibawah lapisan bakteri yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan reproduksi bakteri.
    (http://eprints.undip.ac.id/23957/1/Irmudita.pdf).

    BalasHapus
  2. berdasarkan artikel yang telah di paparkan dan komentar dari saudari nurul, sudah sangat jelas mengenai manfaat bawan putih sebagai antibakteri antifungi dan sbagainya karena adanya zat yang disebut Allicin.pertanyaan saya sekarang, apabila bawang putih mengalami pembusukan, apakah bawang putih tetap bisa menghasilkan Allicin dengan manfaat yang sama sebelum pembusukan yakni sebagai antibakteri? dan apakah bawang putih yang busuk itu di tumbuhi oleh mikroba? kalau iya, mikroba apa itu?

    BalasHapus
  3. kerusakan yang terjadi pada umbi bawang putih dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
    1. faktor fisiologis, yaitu kerusakan umbi bawang putih yang disebabkan oleh jasad-jasad hidup, misalnya hama dan cendawan
    2. faktor non-biologis, yaitu kerusakan umbi bawang putih yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang mendukung, misalnya temperatur udara dan kelembaban udara yang tidak cocok.
    3. faktor mekanis, yaitu kerusakan yang terjadi akbat penanganan (panen)

    untuk lebih jelasnya, silahkan merujuk pada https://books.google.co.id/books?id=0obkDbiCIY8C&pg=PA74&lpg=PA74&dq=proses+pembusukan+bawang+putih&source=bl&ots=HGXYFwgW_Z&sig=EZF-1jjo78YHPWLDDNIShxTvIwE&hl=id&sa=X&ei=fv5BVYKtGIOXuAS96oHABg&ved=0CFAQ6AEwCQ#v=onepage&q=proses%20pembusukan%20bawang%20putih&f=false

    BalasHapus
  4. Berdasarkan penelitian, bawang putih dengan konsentrasi 50%, 25%, 12.5%, dan 6.25% dapat menghambat bakteri E. coli, sedangkan bawang putih dengan konsentrasi 3.125% tidak dapat lagi menghambat pertumbuhan bakteri tersebut, Hal ini disebut KHM (Konsentrasi Hambat Minimal). Konsentrasi bawang putih yang lebih rendah menunjukkan adanya konsentrasi air yang lebih tinggi. Konsentrasi air yang lebih tinggi dapat membuat bawang putih mengalami pembusukan karena bawang putih dapat hidup dengan stabil pada konsentrasi air yang rendah dan tidak dapat hidup pada udara yang lembab (konsentrasi air tinggi), serta lebih membutuhkan matahari yang menyengat dari pada air yang berlebih. Dari ini dapat disimpulkan bahwa, jika bawang putih yang busuk atau memiliki konsentrasi yang lebih rendah dari air, maka zat antibakteri pada bawang putih tersebut tidak dapat bekerja.

    http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/pbadan07-19.pdf?secure=1

    BalasHapus
  5. Terkait dengan pertanyaan saudari Chusna, mengenai jenis mikroba apa yang tumbuh pada bawang putih yang telah busuk yaitu bakteri Rhizosfer. ( http://eprints.uns.ac.id/11487/)

    BalasHapus
  6. Menarik sekali Kaka Nadya Blog nya..
    Bawang putih anti mikroba,, selain anti mikroba, ada takhayul juga loh, kalo bawang putih anti hantu, setan, jin, dedemit, gumiho, dan lain keturunanya,, hihihihi Just kidding kaka :D

    terkait artikel yg luar biasa ini,, Kalo kita sering mengkonsumsi bawang putih, berarti kan menambah kesehatan dan kekuatan kita dong ya?,, karena mikroba-mikroba dalam tubuh kita akan otomatis mati seraya kita mengkonsumsi bawang putih, benar ga Bu?,,

    BalasHapus
  7. Dari Artikel diatas, Snagat menarik sekali mengenai adanya Anti bakteri pada bawang putih. berdasarkan artikel yang terkait, dengan memakan bawang putih satu saja, akan membawa khasiat yang sangat luar biasa. Nah, mengenai hal itu Yang ingin saya tanyakan Apakah ada yang membawa dampak negatif pada bawang putih itu sendiri bagi kesehatan manusia? Jelaskan! Terimahkasih.

    BalasHapus
  8. Terima kasih Nunu dan Abdan atas bantuannya....

    Kaka Endah... mencampurkan bawang ke dalam masakan kita setiap hari dapat menjadi sumber kekuatan fisik dan meningkatkan stamina tubuh kita. Ini merupakan manfaat bawang putih yang istimewa. Ketika Anda merasa mudah lelah atau mudah terserang flu, itu merupakan saat yang tepat bagi Anda untuk segera mengonsumsi dan merasakan manfaat bawang putih tersebut. (http://www.peterparkerblog.com/2070/manfaat-bawang-putih/)
    Di jaman Mesir kuno, bawang putih diberikan kepada para buruh kasar dan para budak untuk meningkatkan stamina. Beberapa sumber menyebutkan, para pekerja yang membangun piramida juga makan bawang putih untuk menambah kekuatan tubuh. Naskah kedokteran Mesir Kuno yang dinamakan Papirus Ebers, membeberkan penggunaan bawang putih untuk pengobatan. Pada papirus tersebut bawang putih tercantum dapat mengatasi masalah pada aliran darah dan penyakit yang disebabkan oleh infeksi serangga dan parasit. Bahkan ada juga awetan siung-siung bawang putih yang ditemukan di makam Firaun Tutankhamen yang berkuasa 1334-1325 SM.

    Di Yunani Kuno, bawang putih dijadikan bagian dari menu harian untuk serdadu militer. Bawang putih diyakini membantu meningkatkan semangat dan keberanian mereka. Pada Olimpiade di Athena, para atlet pun mengonsumsi bawang putih untuk meningkatkan penampilan mereka.

    Hippokrates yang disebut sebagai Bapak Kedokteran, juga meresepkan bawang putih untuk keluhan-keluhan di sekitar paru-paru dan perut. Pada masa Romawi Kuno (8 SM sampai 476 M), tabib utama dari pasukan Nero menyuruh penggunaan bawang putih untuk membersihkan pembuluh darah. Saat itu, sistem peredaran darah belumlah diketahui. Bawang putih juga digunakan untuk mengatasi gangguan saluran cerna, gigitan serangga, nyeri sendi dan kejang-kejang. Dalam buku kedokteran kuno Histórica Naturalis, dicantumkan 23 manfaat bawang putih untuk berbagai gangguan termasuk membersihkan racun dan beberapa jenis penyakit hati degeneratif.
    Singkatnya, penggunaan bawang putih sebagai obat tradisional memang sudah tua dan meluas sekali. Luasnya pemanfaatan tersebut memicu para peneliti modern untuk membuktikan klaim akan khasiat-khasiat tersebut. http://www.sehatraga.com/berbagai-manfaat-bawang-putih-sebagai-obat-tradisional/

    BalasHapus
  9. Saudara Martha, tanggapan saya atas pertanyaan anda adalah sebagai berikut:
    Efek samping dari konsumsi bawang putih mentah:
    1. Bau Badan
    Bau badan yang tidak sedap adalah efek samping utama ketika kita mengkonsumsi bawang putih dalam jumlah banyak. Bawang putih akan masuk melalui pencernaan dan benar-benar meresap pada sistem metabolisme tubuh anda, setiap sekresi tubuh akan memiliki bau bawang putih. Bau ini cenderung akan bertahan seminggu atau lebih dan hilang setelah konsumsi bawang putih dihentikan.

    2. Bau Mulut
    Kita semua tahu bagaimana makanan dapat mempengaruhi aroma napas kita setelah makan, sehingga kita hanya bisa berharap ketika makan bawang putih mentah, aromanya akan cepat hilang. Minum jus bawang putih dan makan bawang putih mentah akan menyebabkan bau mulut yang parah. Untungnya, bau mulut yang tidak sedap akan menghilang setelah anda menghentikan konsumsi bawang putih dan menyikat gigi. Tetapi anda akan tetap mendapati bau badan untuk beberapa jam ke depan karena bawang putih telah meresap ke dalam tubuh anda.

    3. Antikoagulan
    Karena sifat bawang putih yang bisa mengencerkan darah, atau memiliki sifat antikoagulan, maka berhati-hati dalam mengkonsumsi sejumlah besar bawang putih sebelum operasi atau jika Anda sedang mengonsumsi obat lain yang mungkin memiliki sifat antikoagulan. Mengkonsumsi bawah putih dalam jumlah banyak sebelum operasi sangat tidak disarankan karena mampu menyebabkan resiko perdarahan yang berlebihan.

    4. Reaksi Alergi
    Seperti makanan atau bahan herbal lain, efek samping bawang putih juga bisa menimbulkan beberapa reaksi alergi. Reaksi alergi tersebut mungkin ditandai dengan timbulnya ruam, kulit mengelupas, mual, muntah, sakit kepala, demam dan sesak napas. Dan jika ada pembengkakan pada lidah, mulut atau tenggorokan terjadi, disarankan untuk segera mencari pertolongan dokter atau pada seorang profesional medis.
    http://akardanumbi.blogspot.com/2013/05/mengenal-efek-samping-bawang-putih.html

    BalasHapus
  10. Asslamualiakum... artikel yang anda buat sangat menarik, setelah saya membaca artikel anda, ada yang ingin saya tanyakan berkait artikel diatas : Apakah ada pengontrol mikroba lain selain bawang putih? karena terlalu banyak mengkonsumsi bawang putih dapat menyebabkan bau badan... terimakasih :)

    BalasHapus
  11. terkait arikel saudari nadya. ada yang ingin saya tanyakan pertama saya pernah mendengar bahwasanya bawang putih dapat menghilangkan jerawat, benarkah itu ?
    lalu apakah zat terkadung di dalam dalam bawang putih sehingga terkadang menyebabkan kita mengelurkan air mata saat mengiris-ngirisnya :') ? terimaksih :)

    BalasHapus
  12. Sedikit berbagi informasi mengenai bawang putih ini, memang betul apa yang telah dipaparkan penulis dari manfaat bawang putih, namun perlu diingat bahwa bawang putih ini akan memiliki efek samping jika dikonsumsi berlebih sebagai antiseptik alami. Ada berbagai efek samping yang harus diperhatikan, antara lain: diare, muntah, meningkatnya risiko pendarahan, haid yang tidak teratur, berkeringat, dan pusing. Bila dimakan berlebihan, maka keringat dan nafas Anda akan berbau bawang. Hal ini akibat pengubahan senyawa yang mengandung sulfur yang terdapat di cairan sel bawang menjadi alil metil sulfida, yang tidak dapat dicerna dan dialirkan ke darah. Darah membawa senyawa ini ke dalam paru-paru dan kulit, dimana senyawa ini kemudian diekskresikan.

    Bawang putih jangan digunakan bersama dengan warfarin, obat anti platelet, saquinavir, anti hipertensi, dan obat hipoglikemik. Disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan Anda apabila hendak mengkonsumsi suplemen yang berisi bawang putih. (http://www.apoteker.info/Pojok%20Herbal/PH-bawang_putih.htm)

    BalasHapus
  13. saya akan sedikit membantu menjawab pertanyaan dari saudari ratih aulia tentang "apakah bawang putih dapat membantu menghilangkan jerawat?" karena ini berhubungan dengan artikel saya mengenai mikroba pada jerawat
    jawabannya adalah iya, karena Bawang putih dapat digunakan untuk mengobati jerawat, karena mengandung anti-bakteri dan anti-viral yang dapat mengurangi peradangan pada kulit.
    Cara pemakaiannya juga tergolong mudah, hanya dengan menghancurkan siung bawang putih hingga menjadi pasta. Oleskan pasta bawang putih di tempat yang berjerawat. Ini berkhasiat untuk membantu menghilangkan ruam merah serta mengobati radang akibat jerawat.
    selain itu bawang putih juga dapat Menghaluskan Kulit karena Bawang putih juga mengandung komponen zat organosulfur yang bernama allicin. Zat ini memiliki kemampuan untuk menghaluskan dan melembutkan tekstur kulit, serta mampu membantu menghilangkan strech-marks.

    BalasHapus
  14. Super sekali..... Terimakasih atas informasinya Nad..
    Saya ingin bertanya terkait "Sugar regulation factor, sejenis zat yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan diabetes. " Bagaimana cara penggunaannya? Dan bagaimana hal tersebut bekerja di dalam tubuh.
    Terimakasih..

    BalasHapus
  15. Apakah Bawang putih hanya dapat menghambat pertumbuhan baktri E. coli saja ? padahal pada masyarakat tradisional menggunakan bawang putih untuk menyembuhkan penyakit flu.

    BalasHapus
  16. maaf saudar nadya mungkin pertanyaan saya agak aneh atau sebaginya, kalau bawang putih sendiri dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba, lantas bawang putih sendiri juga dapat rusak oleh mikroorganisme yang lain seperti jamur ,
    mikroorganisme apa yang dapat menyebabkan rusaknya bawang putih?

    BalasHapus
  17. Saya ingin menanggapi pertannyaan Nila, bahwa Bawang putih bukan hanya dapat menghambat pertumbuhan baktri E. coli saja tetapi memiliki banyak manfaat lainnya ,antara lain: anti bakteri (membunuh bakteri E. coli, P. mirabilis, S. thypii, V. cholerae), antijamur (menghambat pertumbuhan Candida albicans, Microsporum, Cryptococus neoformans (Handayani, ). Bawang putih mampu membunuh mikroba penyebab tuberkulose, dipteri, typhoid, disentri dan gonorhoe (Calvallito, dalam Syamsudin, 1994).

    http://ickhaluluha.blogspot.com/2012/06/uji-aktifitas-bawang-putih-allium.html


    Untuk kebenaran bawang putih dapat menyembuhkan penyakit flu, memang benar adanya. Bawang putih dipercaya banyak memiliki manfaat. Kandungan allion dan allicin yang terdapat dalam bawang putih menjadi senyawa antivirus alami ampuh dalam menyembuhkan flu, bermanfaat untuk sistem imunitas tubuh dan bawang juga mempunyai efekanti bakteri & virus yang berperan dalam mempertahankan kadar kolestrol sehat, serta mengandung antioksidan yang dapat mencegah infeksi radikal bebas.

    http://nunu-cipama.blogspot.com/2013/06/cara-menghilangkan-flu-dengan-bawang.html

    BalasHapus
  18. saya ingin menjawab pertanyaan nuraida selain bawang putih jahe bisa pengontrol dan bumbu dapur lain nya
    (http://www.smallcrab.com/kesehatan/405-khasiat-bumbu-dapur-membunuh-bakteri)

    BalasHapus
  19. Apakah bawang putih dpt membunuh bakteri TB.dan brp dosis makannya perhari. Mohon pencerahannya. Tks.

    BalasHapus
  20. Borgata Hotel Casino & Spa - JetBlue Vacations
    Book Borgata Hotel Casino & Spa & Save BIG on Your Next Stay! Compare Reviews, Photos, 대구광역 출장안마 & Availability w/ Travelocity. 정읍 출장마사지 Start Saving 강원도 출장마사지 Today! 화성 출장안마 Rating: 4.2 · ‎1,077 reviews titanium tube

    BalasHapus